Subscribe:

Pages

Jumat, 30 Maret 2012

Negeri Mimpi


Dengarkan aku berbicara
Tentang negeriku yang indah ini.
Negeriku bernama negeri mimpi
Seperti namanya negerinya, rakyatnya pun pandai bermimpi
Kami bermimpi menjadi negeri nomor satu
Nomor satu dalam hal apa saja,
Mulai dari nomor satu dalam bicara,
Nomor satu dalam menghayal,
Dan nomor satu dalam bermimpi tentunya.

Pekerjaan kami adalah bermimpi
Dari pagi sampai malam hari, kami terus bermimpi
Hidup kami adalah mimpi.

Kami adalah negeri yang kaya
Dari kecil kami sudah diajarkan bagaimana cara hidup orang kaya;
Boros, hura-hura adalah pendidikan utama kami.
Kami tak peduli terhadap orang susah. Toh kami sudah kaya.
Tuhan menciptakan kami untuk kaya
Ya kami kaya
Masa bodo dengan orang susah di sekitar.
Mereka miskin dan kami kaya.
Kadang kami bersenang senang dengan mereka.
Memberi recehan sambil menyeringai
Sungguh menyenangkan.
Mereka adalah mainan.
Negara kami adalah negara kaya.
Walau pendiri negara adalah maling, kami tetap saja kaya.
Lihatlah berita,
Lihatlah pemimpin kami
Mereka bicara, dan dapat uang.
Mereka tidur pun dapat uang.
Mereka menggoreskan coretan tangannya, juga dapat uang.
Alangkah enaknya memimpin bangsa ini.

Bagi kami, uang adalah raja.
Uang adalah segalanya
Orang melepas agama demi uang
Orang melepas kehormatan demi uang
Orang berjina juga demi uang.
Orang mengemis demi uang
Ah salah
Di negara kayaku, tak ada pengemis
Yang ada peminta-minta.

Julukan untuk negara kami adalah
Negeri sinetron.
Bukan karena tayangan tipi kami hanya sinetron.
Lihatlah di atas sana
Banyak orang bersandiwara.
Peran mereka berbeda beda.
Ada peran sebagai polisi
Coba tebak,
Nenekku kemarin membuat surat bebas mengemudi
Anehnya, dia lolos tes
Padahal nenekku buta huruf dan buta keseimbangan.
Untuk berdiri saja susah, apalagi untuk injak gas.

Kemarin aku pergi ke kota.
Dengan lima puluh saja, lampu merah bebas kutebas.
Keren bukan?

Ada pula yang berperan jadi anggota dewan.
Tidur di kursi empuk saat rapat dapat gaji.
Tak perlu pusingkan urusan rakyat.
Hebat bukan?

Namun ada satu adegan yang sama yang mereka perankan.
Berpura pura baik depan atasan
Supaya naik gaji atau pangkat
Padahal atasan mereka sama sama tukang pura pura.

Berpura pura membela rakyat,
Cerita lama.

Hobi kami adalah berpura-pura
Namanya juga negeri sinetron.
Berpura pura baik,
Berpura pura peduli,
Pura pura pintar.

Pemuda pemuda negara kami adalah pengekor yang hebat.
Kami dijuluki generasi anak ayam.
Ketika arus mengalir ke selatan, kami berlari berbondong menuju selatan
Ketika arus mengalir ke barat, semua sibuk pergi ke barat.
Aneh sekali jika ada orang yang tegar diam, bahkan melawan arus.

Soal berteriak, kami jagonya.
Hematlah energi, bumi makin panas.
Kalo bumi panas, badan jadi gerah.
Kalo badan gerah, tinggal pake pendingin ruangan.
Gerah hilang. Pintar bukan.

Hematlah energi, minyak bumi mahal.
Kalo minyak mahal, BBM naik.
Kalo BBM naik, rakyat miskin sengsara.
Di sana-lah kami kembali berpura pura peduli
Kalo BBM naik, kita demo saja.
Blokir jalan, bikin kemacetan di mana-mana
Rusak mobil-mobil yang melintas
Rusak sarana lalu lintas.
BBM tak jadi naik karena pemerintah kami memang pengecut.
BBM tak jadi naik, hanya saja masalah baru mucul.
Butuh biaya perbaikan sarana.
Kami memang pembuat masalah. Hebat bukan?

Di sekolah,
Kami diajarkan moral dan sopan santun.
Kami diajarkan ilmu kewarganegaraan.
Saat bel pulang, kami lupa pancasila itu ada berapa

Di sekolah, kami diajarkan menghafal
Menghafal apapun,
Apapun
Termasuk hal tak berguna.
Kami diajarkan menghafal.
Tak penting masalah pengamalan.
Yang penting hafal, dan kami jadi juara.
Juara konsep, hingga kami sangat pandai bicara.
Bicara memang lebih keren daripada bertindak.

Teori simpel dibikin serumit mungkin
Kan biar keren.
Kami diajarkan memecahkan masalah
Dengan konsep yang telah ada
Dengan konsep yang telah kami tulis.
Saat catatan kami hilang, tinggal nyontek catatan orang.

Ah
Memang seru membicarakan negeriku ini
Memang seru tinggal di negeriku ini.
Di sini kami tinggal bermimpi,
Di sini kami hanya butuh bicara
Di sini kamii hanya butuh kejelekan orang lain untuk tertawa
Di sini kami hanya butuh kekurangan orang lain untuk berbangga.

0 komentar:

Posting Komentar