Subscribe:

Pages

Kamis, 28 Februari 2013

Di Sana

Di sana, riuh orang bergelak canda
Di sana, riuh orang saling tertawa
Di sana, di sana

Di sini hanya seorang yang duduk sendiri, mengamati sudut terang dari bumi
Lalu aku bertanya, apa harus selalu dari tempat gelap agar bisa melihat semua hal bercahaya?
Akupun bertanya, apa harus selalu sendiri agar bisa melihat sebuah keramaian?

Orang penyendiri itu perlahan bangkit langkahkan kaki.  Tas gendoong telah ada di punggungnya.  Satu lagi tas jinjing berisi boat melekat di tangan kirinya.  Pikirnya kosong, berjalan mengikuti naluri, berjalan mengikuti langkah kaki kemana membawa ia pergi.

Naik satu lantai menuju lantai paling ata, kuketuk rumah-Nya lalu berkata lirih, sampai kapan harus terus begini?

Orang-orang yang kulihat sedang bergelak canda
Orang-orang yang kulihat saling tertawa
Mereka masih tetap berada di sana

Minggu, 03 Februari 2013

Cinta

“Klik,”  gembok pintu garasi mobilku berbunyi setelah sisa-sisa tenagaku hari ini menekan ujung-ujungnya. Mobil yang menemaniku pergi dan kembali bekerja telah beristirahat nyaman di kandangnya.  Aku berjalan menuju pintu rumah.  Suasana sepi sekali, hanya ada suara jangkrik satu dua dan suara langkah kakiku yang terdengar oleh telingaku.  Semua orang nampaknya telah terlelap dalam tidurnya.

Pintu rumah terbuka perlahan.  Semua ruangan dalam keadaan gelap, hanya satu ruangan yang masih menyala lampunya.  Aku mendorong kaki-kakiku menuju ruang yang masih bercahaya itu.  Suara televisi yang masih menyala langsung menyambutku.  Pandanganku langsung mengarah ke sofa depan televisi.