Subscribe:

Pages

Kamis, 30 April 2015

Secangkir Rindu

Bagaimana bisa kamu bisa bertahan dalam pikiranku, sementara kamu tidak melakukan apapun sama sekali?  Bagaimana bisa senyummu senantiasa menggetarkan dada, sementara aku sendiri tahu senyummu bukan seutuhnya miliku? Argh... nampaknya memang hatiku telah terpaut di atas namamu.

Dan namamu, terdengar lebih indah dari alunan beethoven sekalipun, membuat kepala langsung menoleh ketika seseorang menyebut namamu.

Aku hilang kata.  Bagaimana bisa  secangkir rindu hadir tanpa ada seduhan rasa sebelumnya?  

Memang benar adanya

"Tak ada yang lebih indah dari hujan bulan juni"

Senin, 06 April 2015

Berpindah

Aku tatap barisan barang barang yang telah tersusun rapi dalam kardus kardus berukuran besar dan tas koper yang besarnya melebihi badanku sendiri. Mataku terus mengeliling pada tiap sisi dan sudut ruangan, sedang otakku memutar memori berisi kenangan kenangan yang mau tak mau harus turut aku bawa pergi. Satu hal yang akhirnya aku sadari, betapa kenangan kenangan itu sangat berarti. Seburuk apapun kejadian yang pernah aku alami ternyata menjadi sesuatu yang manis di layar imaji.

Pandangan mataku terjatuh pada satu tulisan kecil di tembok berwarna putih itu. Tulisan namamu. Suatu hari aku iseng menulisnya dengan sebuah pena bertinta biru. Bibirku otomatis menyunggingkan seulas senyum mengingat perasaanku padamu, waktu itu.

Perhatianku kembali berfokus pada barang barang di depanku. Satu tarikan nafas masuk ke paru paruku. Berat.

Mengapa berat sekali meninggalkan tempat ini?

Aku kembali membiarkan diriku larut dalam lamunan, bagaimana tempat ini dulu begitu nyaman ditempati, bagaimana dulu tempat ini begitu menyenangkan untuk menjadi pendengar sejati, tempat berkeluh kesah yang menyenangkan.

Aku meninggalkan tempat ini bukan berarti aku benar-benar ingin pergi.  Aku tak ingin pergi, namun kenyataan dan keadaan berpendapat lain.  Aku tetap harus pergi dan tak bisa lama-lama lagi di sini.  Mungkin aku memang tidak pantas menghuni tempat ini meski tempat ini begitu terasa nyaman bagiku.

Selalu menarik memang menyimak bagaimana Tuhan telah mengatur semua skenario kehidupan kita:
Dulu aku merasa asing di tempat ini.  kemudian aku mulai nyaman dan menikmatinya, Hingga sekarang aku harus kembali asing.  Ya, pada akhirnya kita harus menjadi asing kembali.