Subscribe:

Pages

Sabtu, 07 November 2015

Kembali Pulang



Satu persatu aku tanggalkan atribut-atribut kejahiliyahan dari tubuhku; gelang yang telah sekian tahun melingkar di pergelangan tangan, rambut gondrong acak acakan yang seolah telah menjadi ciri khas diriku.  Aku orang baik baik.  Meski atribut itu tak menggambarkan prilaku setan, dan aku tetaplah diriku yang sama, aku ingin bertingkah seperti orang baik lainnya.   Pemberontakkan demi pemberontakkan yang kulakukan ternyata tanpa kusadari telah membawaku ke suatu tempat antah berantah yang membuatku ingin pulang saja.


Musik musik keras yang tak pernah reda meneriaki gendang telinga, perlahan mulai kuhentikan.  Alunan macam Ed Sheran dan Passenger ternyata lebih menenangkan jiwa.  Meski liriknya melulu tentang cinta, tak apalah untuk sementara.  Aku memang sedang membutuhkannya.

Visual-visual dari Yumi Kazama dan junior-juniornya memang masih menghiasi layar pandang.  Ah untuk yang satu ini benar-benar sulit kulepaskan.  Aku seperti orang yang sudah tidak waras saja;  hari ini kuhentikan, besoknya kuputar lagi.  Sialan memang. Wanita benar-benar racun yang memabukkan.  Namun aku bersumpah suatu saat aku akan menghentikannya.

Aku tidak berani menyebutnya sebagai hidayah, karena aku cukup tahu bagaimana sinting dan tak pantasnya  diriku untuk mendapatkan sesuatu yang mulia seperti itu.  Aku lebih suka menyebutnya sebagai rasa lelah, capai menjalani pertentangan demi pertentangan dalam diriku sendiri. Aku ingin kembali seperti bayi yang baru lahir, meski pada kenyataannya tidak banyak “pertaubatan”  yang kulakukan.  Yah, pada akhirnya aku hanya berkata, aku hanyalah manusia biasa, kadang bersikap jahanam layaknya setan, kadang pula bertingkah sempurna seperti malaikat.  Aku hanya pesakitan yang sedang mencari jalan untuk kembali pulang.

1 komentar:

Friska Utami mengatakan...

Cem... Mantap pilihan kata nya !!!

Posting Komentar