Seseorang pernah berkata bahwa memandang dari jauh itu lebih
asyik daripada mendekati. Awalnya aku
kurang setuju. Mana bisa dengan
memandang aja bisa asyik? Namun perlahan, aku mulai mengerti.
Dapat memandangmu dari jauh adalah sebuah kebahagiaan
bagiku. Ah, aku mulai klise. Namun dengan memandang punggungmu dari kursi
belakang saja membuat hatiku hangat.
Kamu berceloteh dengan teman sebangkumu membicarakan
sesuatu. Entah apa itu, dan sesekali kamu tertawa. Aduhaay.. Hal lain yang aku
suka adalah matamu yang selalu menyipit ketika kamu tertawa.
Kamu tahu, puluhan puisi telah kucipta hanya dari memandang punggungmu?
Lalu suatu ketika aku memberanikan diri, mengajakmu pergi ke tangga dekat lapangan olah raga. Aku menunggumu dengan denyut jantung yang hampir tak bisa kutahan lagi. Kau datang dengan menggandeng teman sebangkumu. Ah, kenapa harus mengajak dia? Kucoba mengabaikannya dan perlahan satu satu kata keluar dari mulutku.
Mulutku kelu, seperti pesakit yang menanti hukuman pancung dari sang jagal. Ada apa denganku? Namun akhirnya sampai juga pada suatu kalimat : Aku suka kamu.
(Bersambung)
(Bersambung)
0 komentar:
Posting Komentar