Subscribe:

Pages

Jumat, 13 September 2013

The Gift

An, ada di kostan sekarang?

Ada. kenapa?

Aku ke sana ya, mau ngambil slayer orange yang dulu kamu pinjam

oke

An aku udah di depan


Seperti biasa, percakapan kita lebih banyak dalam sms dibanding dunia nyata.  Aku selalu merasa grogi saat harus berbicara denganmu. Kata yang sudah aku siapkan sebelumnya menghambur seketika saat aku melihatmu. Ya, aku memang sulit bergaul, apalagi dengan wanita, terlebih itu dirimu.

"Ini," katamu sambil mengulurkan kain segi empat berwarna orange. "Makasih ya."

Aku tersenyum. 
Mesin motor kumatikan. jari jari tangan kiriku merogoh saku celanaku dan mengambil sesuatu dari sana.

"Ini, An, oleh oleh dari jawa." sebuah gantungan kunci bertuliskan inisial namamu.

"Ah, kirain ga inget."

"Ingetlah," ya, selalu ingat

"Makasih ya."

Aku tersenyum.

"Ya udah, aku  pergi dulu ya."

Kamu tersenyum.



Itu adalah kali terakhir kita bertemu. Aku menghilang begitu saja dari dirimu. Pergi melarikan diri, berlari dari kenyataan yang tak bisa aku terima. Kau memang harus memilih, dan  semoga saja pilihanmu adalah yang terbaik untukmu.  Aku pergi bukan untuk meninggalkanmu. Aku pergi karena aku tak bisa melangkah lebih jauh lagi.

***



An, ada di kostan sekarang?

Ada. kenapa?

Aku ke sana ya, mau ngambil slayer orange yang dulu kamu pinjam

oke

An aku udah di depan


Seperti biasa, percakapan kita lebih banyak dalam sms dibanding dunia nyata.  Kamu selalu terlihat gelisah. Entah apa yang membuatmu tak tenang. Kegelisahan itulah yang membuatku sedikit kurang nyaman di dekatmu.

"Ini," kataku sambil mengulurkan kain segi empat berwarna orange, slayer yang aku pinjam tempo hari. "Makasih ya."

Kamu tersenyum. Jari jari tanganmu merogoh sesuatu dalam saku celanamu.

"Ini, An, oleh oleh dari jawa." sebuah gantungan kunci bertuliskan sebuah huruf kamu berikan padaku.  Aku tak mengerti apa arti dari huruf itu.

"Ah, kirain ga inget." kataku basa basi

"Ingetlah," katamu sambil menggaruk kepalamu.

"Makasih ya."

Kamu kembali tersenyum.

"Ya udah, aku  pergi dulu ya." 

Kamu menghidupkan motormu lantas pergi begitu saja.

Itu adalah kali terakhir kita bertemu. Kamu menghilang begitu saja, tak pernah sms aku, apalagi telfon. Begitupun aku, tak pernah berusaha menghubungi dirimu. Aku tak mengerti apa yang terjadi padamu. Seorang temanku pernah berkata bahwa kamu suka padaku. Tapi tingkahmu dingin, tak seperti mantan-mantanku dulu saat mendekatiku. Lalu aku berpikir, mungkin temanku salah mengiramu menyukaiku. Mereka hanya menebak nebak isi hatimu. 

0 komentar:

Posting Komentar